Selasa, 14 November 2017

Bekal praktis di pagi hari

Pagi, adalah waktu dimana kesibukan ibu Rumah tangga biasanya lagi padat-padatnya. Mulai dari membangunkan anak, menyiapkan sarapan, menyiapkan bekal, dan lain-lain. Bagi saya, ba'da shalat Subuh sampai anak berangkat sekolah itu adalah waktu tersibuk sepanjang hari.
Untuk menyiasati hal ini, salah satu tips yg  saya lakukan adalah dengan menyiapkan bahan makanan yg akan dimasak keesokan paginya. Termasuk bumbu-bumbu.Ini sangat efektif untuk memaksimalkan waktu di pagi hari.
Selain itu, setiap weekend saya kuga menyiapkan makanan frozen yang tidak butuh waktu lama untuk di olah di pagi hari. Misal ayam ungkep, nuget, perkedel kentang, dan lain-lain.
Menyiapkan bumbu dasar juga salah satu tips menghemat waktu masak.
Mungkin sebagian besar ibu sudah mengetahui hal ini, bukan hal baru. Tapi bagi saya tidak ada salahnya menuliskannya kembali

#tantangan10hari
#level9
#kelasbundsayiip
#thinkcreative

Senin, 13 November 2017

Ternyata, Tak semudah yang dipikirkan

Hari ke sembilan dari tantangan level 9. Jujur saya masih kewalahan menulis. Menjadi ibu kreatif yang kreatifitas nya terbatas ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Karena hal ini juga saya semakin bertekad semoga anak-anak tidak kehilangan jiwa kreatifitas mereka hingga dewasa kelak.
Jujur, Saya sering kehabisan ide saat bermain bersama mereka. Alhamdulillah sangat terbantu dari berbagai buku yg menawarkan ide-ide kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak. Dari ide itu lah kami memodifikasi sesuatu kebutuhan atau kondisi kami.
Ya, saya mengakui perlu banyak berlatih untuk bisa mengasah kreatifitas saya sebagai seorang ibu.
Karena untuk bisa mendampingi mereka tumbuh menjadi anak-anak yg optimis dan tidak kehilangan semangat belajar, diperlukan sisi kreatifitas dari seorang ibu yg mendampingi mereka hampir setiap saat.
Semoga belum terlambat untuk hal itu. Semoga saya bisa membersihkan mereka dan memberikan yang terbaik.
Mari berusaha menjadi ibu kreatif karena setiap anak sudah terlahir sebagai insan yang kreatif :)

#tantangan10hari
#level9
#kelasbundsayIIP
#thinkcreative

Minggu, 12 November 2017

Rutinitas bangun subuh

Satu hal yang selalu saya pikirkan bagaimana metode efektif dalam membangunkan si kakak di subuh hari.
Sampai saat ini pun  saya belum menemukan caranya.  Sudah coba metode tepuk pipi,  gelisah telapak kaki,  sampai mencubit kakinya,  tetap saja anaknya hanya terbangun sejenak untuk selanjutnya tidur lagi.

Sejauh ini,  satu cara yg cukup efektif adalah ketika dibangunkan dengan kalimat "sudah adzan subuh,  tuh abi sudah mau bnget ke masjid"  kalau dengar kalimat ini biasanya langsung bangun karena tidak mau ditinggal oleh abinya sholat jemaah subuh ke Masjid.

Tentu saja kalimat ini diiringi dengan tepukan di pantai si anak.

Meskipun belum cukup efektif,  tapi  lumayan lah untuk saat ini :).  Sambil berharap semoga bisa menemukan cara yang lebih efektif

#tantangan10hari
#level9
#kepasbundsayiip
#thinkcreative

Sabtu, 11 November 2017

The Power of Kepepet

Bagi saya, kondisi kepepet seringkali memaksa untuk berpikir kreatif. seperti halnya dulu saaat bulan-bulan pertama kepindahan ke Banjarmasin. sempat maksa untuk bikin kue kering sendiri, tapi binguuung ga punya Oven. Ditambah lagi, itu pertama kalinya saya akan membuat kue kering. ga habis akal, tetiba ingat panci  pemberian dari mamaku yang konon katanya serbaguna.  mari kita lihat, apakah betul serba gunaseperti namanya?

Takdisangka, meskipun lebih lama dibanding jika pakai Oven, Alhamdulillaah kue kering pun ahirnya jadi. kue kering perdana yg dipanggang menggunakan panci serbaguna.

Halyang sama seriing terjadi dalam kondisi berbeda. seperti misalnya seperti misalnya ibu mertua saya yg akhirnya bisa membawa kkendaraan motor beroda doa kare aawalnya keepepet ga ada yg bisa antar. atau pun kejadian-kejadian sehari-hari lainnya?

pernah merasa ketika akan mengetik sebuah tulisan, tangan terasa lebih lancar mengetik ketika deadline didepan mata? nah iya. saya pun sering begitu.hehehe
Tapii...
menunggu moment kepepet untuk bisa berpikir kretif tentu bukan hal yang tepat. yang betul adalah senantiasa berpikir kreatif untuk segala aktifitas sehari-hari. dengan demikian anak juga ikut terlatih untuk bisa selalu berpikir secara kreatif. mereka harus bisa memikirkan solusi dari masalah yang mereka hadapi. kita sebagai orangtua hendaknya mestimulus hal ini. bukannya malah selalu memberi ide solutif kepada mereka tanpa ada usaha .




#tantangan10hari
#level9
#kelasbundsayiip
#thinkcreatif

Jumat, 10 November 2017

Saya ingin jadi profesor

Abang yang baru berusia 5 tahun belum bisa membaca. Tapi dia sangat senang dibacakan buku.hari ini abang memilih buku tentang cita-cita untuk dibacakan. Setelah itu kami pun diskusi tentang cita-cita mereka. Tak disangka, bukannya jadi polisi, dokter, atau pilot, abang memilih untuk menjadi seorang profesor.

"Kenapa abang mau menjadi profesor?" tanya saya
"Abang mau jadi profesor yang bisa membuat  sesuatu seperti robot" jawabnya
"trus kalau sudah jadi profesor , kira-kira abang mau bikin apa yaa?"
"Nanti abang bikinkan ummi robot yang bisa bantu ummi bersih-bersih. bisa cuci piring, membersihkan rumah.jadi ummi tidak capek-capek lagi"
Saya pun speechless dibuatnya.
MasyaAllaaah, mulianya niatmu nak. semoga dimudahkan jalannya mencapai apa yang diinginkan.

Entah darimana si abang dapat ide tentang benda itu. yang saya tau, ide tentang profesor muncul setelah diajak mainke sebuah wahana permainan anak yg disana ada wahana tentang rumah profesor.
bagi saya, pemikirannya termasuk kreatif, apalagi untuk ukuran anak seusianya

#tantangan10hari
#level9
#kelasbundsayiip
#thinkcreative

Kamis, 09 November 2017

Fotografer Cilik

Hari ini,  saya sudah berencana untuk ikut workshop food fotography.  Sebagai seorang ibu,  maka biasanya  kemana-mana gandengan sama Bocah, termasuk untuk Kegiatan hari ini.  Sempat menghubungi panitia menanyakan apa boleh bawa anak,  katanya Boleeeh. Alhamdulillah :)

Sebagai peserra yang membawa anak,  harapan terbesar saya adalah anak 3 tahun ini bisa anteng selama umminya mengikuti materi termasuk saat praktek langsung.

Alhamdulillaah, awalnya sih bersahabat, tapi lama-lama mulai bosan.  Mulai bertingkah,  umminya ga boleh kemana-mana. Saya belikan mie kuah,  alhamdulillah lumayan mempan.

Tapi saat mulai praktek mengambil gambar produk-produk yang sudah di tata,  si adek
 kembali berulah.  Saya pun Bingung.  Kok ga biasanya.  Mutar otak bagaimana supaya  si adek kembali tenang.

Aah akhirnya kepikiran
"dek,  ummi kan disini mau belajar foto-foto  supaya makin cantik.  Nah adek bisa duduk disini dulu. Sekalian bisa belajar foto-foto cantik. "
" Ga mau"  katanya
"adek sekalian belajar juga thoo.  Sama sepeeri ummi.  Coba ini adek pake buat belajar foto2nya (sambil ngasih sms masukny(


Yeaay,  Alhamdulillah
Akhirnya dengan teknik ini dia serius memoto segala sesuatu.
Dan umminya pun bisa mengikuti materi dengan tenang.

Solusi kreatif untuk anak yg kreatif

#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative 

Rabu, 08 November 2017

Menteri Kebersihan

Sebagai orangtua yg memiliki anak kecil,  namanya berantakan  tentu sudah pemandangan sehari-hari.  Kalau yang bertanggung jawab terhadap kebersihan cuma si ibu, tentu akan sangat kewalahan.  Jadi,  salah satu cara efektif adalah melibatkan anak-anak.  Orangtua terbantu,  anak pun jadi terlatih untuk lebih mandiri.  Asyik kan?  Sekali mendayung,  dua tiga pulau terlampaui.
Tapiiiii mengajak anak untuk terbiasa beberes tentu bukan hal Gampang. Mulai dari menyuruh secara lemah lembut sampai menyuruh  dengan intonasi lebih tinggi   hasilnya tetap tidak sesuai harapan.
Tetiba ingat materi family team dan family project.
Ahaaa,  ada ide.
Si abang berusia 5 tahun ditawarkan untuk menjadi menteri kebersihan, dan dia menerimanya dengan bangga.
"bang, Tugasnya menjaga kebersihan rumah yaa.  Jadi misal ada yg buang sampah sembarangan, abang yg tegur. Atau makan  dikamar, habis main langsung dibereskan yaa. "
" okee Ummi"

Daaan berhasil.  Si abang yg bangga dengan tugas barunya tidak segan-segan merapikan kasurnya,  kamarnya bahkan di ruang depan. Alhamdulillah,  jadi terbantu.
Hmm,  sepertinya memberi tanggung jawab kepada anak bisa memberi efek yg sangat besar.
Semoga bisa dipertahankan ya baaang :)


#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative 

Selasa, 07 November 2017

Ketika buku berubah jadi kue

Salah satu permainan kesukaan Si abang adalah bermain jual-jualan. Asalkan nemu meja atau sesuatu yg berbidang datar,  maka jadi lah tokonya.  Segala benda diletakkan diatasnya.  Daan yg paling sering adalah jualan kue atau sekalian buka warung.
Hal yg sama terjadi kemarin.  Seperti biasa,  saat jualan kami disuruh membeli.
Biasanya sih sekedar kertas pura2 isinya aneka masakan.  Kali ini berbeda.  Nemu keping mainan ressa dijadiin roti segala isi.  Terus entah ide darimana dia menjejer beberapa buku,  katanya ini kue ukuran besaaaar.  Jadi bisa dimakan oleh bamyk orang,  "ayo beli.. Beliii kuenyaaaa.  Kur cokelat enaaaak" katanya sambil terus promosi. Saya pun berperan menjadi pembeli yang sedkt rewel bertanya ininitu,  tapi dia tetap semangat meladeni.  Selalu seruuu ketika si abang mulai menggelar toko atau buka warung.

Saya tak tau apa itu termasuk dalam tugas tantangan yg diberikan.  Tapi bagi saya,  itu adalah salah satu proses mendampingi dan mengembangkan Kreatifitas anak.

#tantangan10hari
#level9
#kelasbundsayiip
#becreative 

Senin, 06 November 2017

Rumah sementara untuk Bibo si Kucing

Anak-anak sangat terobsesi dengan hewan peliharaan.  Salah satu yg paling mudah ditemukan adalag kucing.  Waktu di Banjarmasin kemarin mereka memeiliki seekor kucing jantan. Nah kemaren entah darimana mereka kembalu memvawa seekor anak kucing lucu.
"Ummii,  ini namanya Bibo, boleh dipelihara? ",   kata Abang
 "Ummi ijinkan pelihara hewan asalkan sanggup mengurusnya.  Misal memberi makan,  berdihkan tempat kotorannya,  dll"
"iyaa,  janji"
Langkah awal,  saya menanyakan akan ditaruh dimana si Bibo?  Karena sy ga akan mau kalau kucing masuk ke kamar.
Sambil membantu mendeskripsikan apa kira-kira yg dibutuhkan,  kakak kemudian berpikir untuk mengambil salah satu kardus gede yg ada dirumah kami sebagai rumah untuk Bibo.
Okee kataku.  Trus apa lagi yg dibutuhkan?
Kakak lalu mencari benda yg bisa digunakan sebagai kotak kotoran sekaligus mencari bahan yg bisa digunakan sebagai alas.
Naaah ini sudah ummi. Rumahnya Bibo sudah jadi kata kakak.
Okee,  selanjutnya tanggungjawab memberi makan dan membersihkan pasirnya yaaa.   Akhirnya si Bibo  menjadi anggota keluarga baru dirumag kami :) 

Minggu, 05 November 2017

Belajar untuk Menjadi Ibu kreatif

Kreatif,  satu kata yg sering jadi momok bagi saya khususnya dalam membersamai anak.   Saya selalu merasa tidak kreatif.  Merasa tidak memiliki kemampuan untuk memikirkan hal-hal baru atau menciptakan sesuatu yg baru.  Termasuk ide saat belajar bersama anak-anak.
Meskipun demikian saya selalu berharaf anak-anak tumbuh menjadi anak yg kreatif.

Materi di level 9 kelas bunda sayang ini membuka mata dan pikiran saya.  Ya,  saya baru menyadari bahwa kita tidak perlu berusaha menumbuhkan kreatifitas anak.  Seharusnya kita hanya perlu menjaga dan mengembangkan.  Karena  setiap anak sudah terlahir Kreatif.  Setiap anak lahir dengan kemampuan yg menakjubkan.
Bisa dilihat saat mereka masih bayi,  masih kanak-kanak.  Lihatlah.  Mereka tumbuh dengan penuh rasa ingin tahu. Betapa banyak pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.  Lihatlah saat mereka merubah posisi perabot rumah dan menjadikan mainan mobil-mobilan.
Atau lihatlah saat kita, orang dewasa,  melarangnya naik tangga dengan kemampuan merangkaknya.  Bukannya mundur,  mereka malah semakin penasaran. Kira-kira apa yang terjadi jika saya terus maju?
Perhatikan rasa ingin tahunya yg besar saat melihat lilin yg menyala.  Begitu juga rasa penasaran mereka terhadap rasa dari segala sesuatu sehingga merasa perlu untuk mencicipi apa yg ditemukan di lantai?
Saat tumbuh sedikit lebih besar,  tanpa ada yg mengajarkan,  mereka bisa berinisiatip mengambil kursi sebagai sebagai pijakan saat akan mengambil barang yang letaknya lebih tinggi.
Belum lagi segala benda dirumah yg bisa disulap menjadi permainan oleh mereka. Tingkat pertanyaan mereka pun semakin tinggi.
Sungguh menakjubkan jika kita mampu melihat dari sisi Kreatifitas.
Sayangnya,  terkadang orangtua tidak melihat itu.  Yang ada,  seringnya  menegur ketika mereka memanfaatkan suatu benda tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Betapa sebagian orangtua akan menegur ketika anaknya membalik kursi dan menjadikannya mobil.

Tanpa disadari,  sebagai orangtua,  kita telah menghambat Kreatifitas mereka.. Pelan tapi pasti.
Sehingga saat usia semakin bertambah,  tingkat Kreatifitas mereka semakin menurun.
 Seberapa sering kita sebagai orangtua malah balik menegur ketika anak-anak bertanya tentang sesuatu?  Atau bahkan memotong saat mereka sedang bertanya? Tanpa kita berusaha bertanya lebih lanjut apa yg mereka tanyakan.
Ya,  salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan secuil info,  atau hanya berdasarkan pengalaman sebelumnya.


Materi kreatifitas ini benar-benar membuat saya tersadar untuk selalu berusaha berpikir out of the box dalam membersamai anak-anak. belajar untuk tidak cepat berasumsi, tidak tergesa-gesa memberikan pernyataan.
Semoga setelah ini, bisa berproses menjadi seorang ibu yang kreatif. yaa karena setiap anak sudah terlahir kreatif sehingga perlu diimbangi oleh ibu yang kreatif juga.




TUGAS KEJUTAN
HELMIATI SIRAJUDDIN
Kelas Bunsay Kordi

Lets be kreatif

Materi level 9 kelas bundsay kali ini beyul-betul membuka pikiran saya tentang Kreatifitas.
Salah satunya adalah tidak cepat berasumsi,  berpikirnout of the box dalam. Menghadapi perilaku kreatif anak.
Untuk itulah akhirnya saya tidak menegur saat saya bingung mencari keranjang untuk mengangkat cucian yg belum sepenuhnya kering, ketika si abang menyodorkan mobil-mobilan yg juga memiliki ruang kosong  untuk sementara dijadikan keranjang.
Ah,  terimakasih abang,  sudah membantu ummi dengan pikirannya  yg kreatif.
Maafkan ummi yg sedang berusaha menjadi ibu yg kreatif  :)

sumber tulisan:hasil diskusi WAG kelas Bundsay
pengalaman sehari-hari

Jumat, 03 November 2017

Menjadi ibu kreatif- Review Materi level 9 kelas bundsay kordi


Kreatif,  satu kata yg sering jadi momok bagi saya khususnya dalam membersamai anak.   Saya selalu merasa tidak kreatif.  Merasa tidak memiliki kemampuan untuk memikurkan hal-hal baru atau menciptakan sesuatu yg baru.  Termasuk ide saat belajar bersama anak-anak.
Meskipun demikian saya selalu berharaf anak-anak tumbuh menjadi anak yg kreatif.


(file:///C:/Users/User/Downloads/kreativitasanakfinal-090524185704-phpapp01%20(1).pdf)


Level 9 kelas bunda sayang ini dibuka dengan materi singkat tapi bikin jlbebbb.(bisa ketik link diatas).  materi yang membuka mata dan pikiran sebagai seorang ibu. Ya,  saya baru menyadari bahwa kita tidak perlu berusaha menumbuhkan kreatifitas anak.  Seharusnya kita hanya perlu menjaga dan mengembangkan.  Karena  setiap anak sudah terlahir Kreatif.  Setiap anak lahir dengan kemampuan yg menakjubkan.


Bisa dilihat saat mereka masih bayi,  masih kanak-kanak.  Lihatlah.  Mereka tumbuh dengan penuh rasa ingin tahu. Betapa banyak pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.  Lihatlah saat mereka merubah posisi perabot rumah dan menjadikan mainan mobil-mobilan.

Atau lihatlah saat kita, orang dewasa,  melarangnya naik tangga dengan kemampuan merangkaknya.  Bukannya mundur,  mereka malah semakin penasaran. Kira-kira apa yang terjadi jika saya terus maju?
Perhatikan rasa ingin tahunya yg besar saat melihat lilin yg menyala.  Begitu juga rasa penasaran mereka terhadap rasa dari segala sesuatu sehingga merasa perlu untuk mencicipi apa yg ditemukan di lantai?

Saat tumbuh sedikit lebih besar,  tanpa ada yg mengajarkan,  mereka bisa berinisiatip memgambil kursi sebagai sebagai pijakan saat akan mengambil barang yang letaknya lebih tinggi.

Belum lagi segala benda dirumah yg bisa disulap menjadi permainan oleh mereka. Tingkat pertanyaan mereka pun semakin tinggi.
Sungguh menakjubkan jika kita mampu melihat dari sisi Kreatifitas.
Sayangnya,  terkadang orangtua tidak melihat itu.  Yang ada,  seringnya  menegur ketika mereka memanfaatkan suatu benda tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Betapa sebagian orangtua akan menegur ketika anaknya membalik kursi dan menjadikannya mobil.

Tanpa disadari,  sebagai orangtua,  kita telah menghambat Kreatifitas mereka.. Pelan tapi pasti.

Sehingga saat usia semakin bertambah,  tingkat Kreatifitas mereka semakin menurun.
Seberapa sering kita sebagai orangtua malah balik menegur ketika anak-anak bertanya tentang sesuatu?  Atau bahkan memotong saat mereka sedang bertanya? Tanpa kita berusaha bertanya lebih lanjut apa yg mereka tanyakan.
Ya,  salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan secuil info,  atau hanya berdasarkan pengalaman sebelumnya.


selain faktor orangtua, sekolah juga turut andil dalam menurunkan tingkat kreatifitas pada anak.
tercatat 82% anak usia 5-6 tahun yang masuk sekolah memiliki citra positif akan kemampuan belajarnya.
apa yang terjadi setelah mereka berusia 16  tahun? angka tadi terjun drastis dan menyisakan sekitar 18% anak yang masih memiliki citra positif. salah satu penyebab terbesar dari sekolah adalah sistem yang berlaku. sistem yang kurang mengakomodasi perkembangan keterampilan anak, sebaliknya justru mematikan potensi mereka


Lalu sebagai orangtua apa yang harus kita lakukan? hanya menyesal tentu saja tidak membantu jika tidak disertai dengan tindakan nyata.

saatnya kita memberi dorongan yang lebih besar, hargai segala keunikan anak, jangan terlalu cepat berasusmi, berikan pertanyaan balik bukan buru-buru memberikan pernyataan.
berikan mereka cinta tanpa syarat.

Jangan lupa untuk selalu berpikir out of the box. Biarkan anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda.  Jangan sampai membatasi mereka berdasarkan pemikiran dan pengalaman kita. 

                



Pada dasarnya, Ada 3 proses Kreatifitas

1. Evolusi
Ide baru yg lahir dari ide yang sudah ada sebelumnya
2. Sintesis
Ide yg lahir dari gabungan dua atau lebih ide lama yang melahirkan sebuah ide baru
3. Revolusi
Benar-benar membuat perubahan dengan pola baru yang belum pernah ada



Nah,  faktor apa saja yang menghambat Kreatifitas seorang ibu?

Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab
1. Malas
2. Kurang sabar

3. Suka yang praktis
4. Gak pede, takut salah
5. terbawa pola pikir yg sudah mendarah daging
6.Khawatir terlihat aneh Dan tidak Umum
7.Tidak berani eksekusi
8. Ingin cepet ada hasilnya
9.Terlalu fokus sm rutinitas
10. terlalu perfectionis, hasil akhir harus bagus, akhirnya takut membuat sesuatu, berakhir idak membuat apa-apa..
Daan faktor-faktor lainnya.



Setelah mengetahui sebab yang menghambat Kreatifitas seorang ibu,  maka kini saatnya kita berusaha menjadi seorang ibu yg kreatiif.  Yaa,  karena setiap anak sudah terlahir KREATIF, Karena Kita lah yang harus BERUBAH.




sumber tulisan:
-Materi level 9 kelas bunda Sayang  IIP
-Materi dan diskusi WAG kelas bunda sayang Kordi Senin tanggal 30, Okt 2017
-Pengalaman sehari-hari