Minggu, 29 Mei 2016

Kangeeen Bapak

Bapak..
Sosok yang sangat kharismatik bagi kami
Saat kami kecil, entah bagaimana caranya, ketika bapak mengatakan sesuatu, kami tidak pernah berani melanggarnya. Ketika bapak menyuruh sesuatu, tak perlu menunggu lama, kami akan segera melakukannya, tanpa pernah berani berkata nanti, sebentar dll

Bapak..
Jika marah, sangat jarang mengumbar kata-kata
ketika marah, beliau hanya diam. Tapi diamnya itu membuat kami segera menyadari kemarahan beliau dan kesalahan kami.
untuk itulah, hal yang paling kami takuti adalah, diamnya beliau.

Bapak..
Seiingatku sangat jarang memberikan hukuman fisik.
satu-satunya hukuman fisik yang kuingat adalah saat TV kami rusak dan saya numpang nonton di tetangga, lupa waktu, telat sholat Dhuhur, saat itulah bapak menunggu dengan sepotong kayu dan memukul betisku.
Setelah lama, baru saya sadar, ya saat itu bapak mengamalkan apa yang diperintahkan Rasululullah.

“Dari ‘Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang maknanya), “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka tidak mengerjakan shalat pada usia sepuluh tahun, dan (pada usia tersebut) pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Hadits shahih; Shahih Ibnu Majah)

Bapak..
setelah sekarang kami punya anak, sangat ingin belajar bagaimana cara beliau dulu mendidik kami, 3 anak perempuannya.
Mungkin memang beda jaman.
Tapi jaman dulu pun, akses ilmu parenting tidak semudah saat ini.
Lalu kemudian saya tersadar,
yaa Bapak tidak menggunakan teori parenting dari  ilmuwan. Beliau hanya berupaya mendidik anak berdasarkaan wasiat yg ditinggalkan Rasulullah, Al-Quran dan hadits. teori parenting langsung dari Pencipta, dan sosok teladan ummat Islam

aaah Bapak..
jaman sy sudah balig, dan masih lepas pasang jilbab, beliau tidak pernah ngomel atau pun marah-marah.
Beliau cuma sesekali mengatakan betapa bagusny kelihatan ketika perempuan menutup auratnya dari bukan mahrom
Disampaikan secara lembut, sambil ngobrol biasa, tanpa ada nada menghakimi ataupun menyalahkan.
ah sepertinya beliau sangat paham dengan karakter dan watak keras anaknya ini, sekligus sifat yang mudah trsentuh. sehingga pendekatan dengan kekerasan bisa jadi kurang efektif. beliau sepertinyabpaham, cara lemah lembut akan jauh lebih berhasil.
dan Ya, beliau benar.

Bapak..
Sejak kecil, kami diajarkan tentang pergaulan dengan lawan jenis. Beliau tidak menasehati panjang lebar, tidak. Beliau hanya berkata
Bapak tidak suka jika anak laki-laki dan perempuan ngumpul ramai-ramai, tertawa terbahak2 tanpa batas.
Kalimat yang sering beliau ulang sehingga sangat membekas.
Ya tentu saja sebagai anak, kami juga sering bandel, melanggar aturan, tapi sekali lagi, jika marah atau kecewa dengan perilaku kami, beliau hanya diam. Dan itu sudah menjadi alarm bagi kami.

Bapak
satu lagi yang saya salut
saat ibu beliau sakit, dan sudah tidak bisa bersuci sendiri. Jika bapak dirumah, tak ada seorangpun dari kami yang boleh membersihkan nenek. itu tugas Bapak sebagai anak katanya. Beliau telaten membersihkan Hadats nenek.
aaaaah semoga kami anak2nya bisa berbakti seperi bakti beliau kepada ibunya.

hiksss Bapak.
Ayah dari 3 anak perempuan. Pensiunan PNS, yang tidak pernah segan membantu  mengerjakan pekerjaan Rumah tangga, jika melihat ibu kewalahan.
Bapak yang dulu berharap salah satu anak gadisnya akan menikah dan bisa menetap dekat dari beliau. Apa daya, saat ini anak-anaknya berada jauh. Anak-anak yang tidak bisa sering pulang menjenguk sehingga seringkali bapak dan ibu yang meluangkan waktu mendatangi anak-anak dan cucunya.

Bapak..
meskipun sangat ingin selalu berada dekat dengan anak cucunya, tapi beliau yang pertama menegur ketika kami mudik dalam waktu lama, meninggalkan suami.
Beliau selalu menasehati, bagi kami anak perempuannya, Suami adalah yang prioritas utama.
Nasehat beliau yang lain, jangan lupa, perlakukan mertuamu sebagaimana kamu memperlakukan ibu dan bapak. Dan Satu lagi, jangan pernah menghalangi suami untuk berbakti kepada orangtuanya 

Sungguh, saat ini kangen beliau.

Semoga Allah masih mempertemukan
Semoga Allah memberi kesehatan kepada orangtua kami
Semoga Allah memberi kebahagian kepada mereka
Semoga  upaya bakti kami kepada suami, kepada keluarga kecil bisa memberi kebahagian kepada mereka, mengalirkan pahala kepada mereka.

Sungguh, saat ini sangat kangen BAPAK..

Foto tahun 2013. bersama para cucu.
sekarang, nambah dua cucu lahi, Alhamdulillaah.

Roti Polo Pau



Roti lagii. Sebenarnya siang tadi berniat bikin pempek dos, tanpa ikan. Tapi mengingat masih batuk, untuk sementara hindari gorengan dulu lah (kecuali terpaksa 😁). yaa akhirnya kepikiran untuk bikin Roti aja.

Kali ini saya menggunakan resep dari FB mba Nikmatul Rosidah
Praktis tanpa harus diuleni sampai kalis. Hasilnya? lembuut, berserat. enak lah pokoknya.


ini dia resepnya, sedikit penyesuaian bahan yaa. resep asli bisa liat di FB Nikmatul Rosida


SWEET BUN

Bahan:
300 ml susu segar hangat (saya pakai susu uht)
2 sdt ragi instant
50 gram gula putih
1 butir telur, suhu ruang
56 gr salted butter, (atau margarine) suhu ruang. lembutkan dengan garpu
300 gr Tepung terigu prot. Tinggi
150 gr Tepung Terigu Prot. Sedang
sedikit butter untuk olesan setelah roti      matang
1 kuning telur buat olesan

Cara buat:
1. Tuang susu hangat ke dalam mangkok lalu masukkan ragi, diamkan selama 5 menit.
2. Masukkan telur, gula pasir, butter, aduk rata. 
3. Masukkan tepung, aduk rata. tutup wadah,  Diamkan sampai adonan mengembang 2x lipat.( lamanya tergantung suhu ruang)

sambil menunggu adonan ngembang, bisa buat adonan toppingnya.

4. Kempiskan adonan, lalu uleni sebentar, taburi sdkt tepung jika terasa lengket.
5. Bagi adonan ke beberapa bagian sesuai kebutuhan dan selera.
Untuk polo pau, bulatkan adonan, beri topping yang sudah dipipihkan, oles dengan kuning telur. 
Panggang dengan suhu 180-200 dercel sekitar 20 menit.

Topping polo Pau
Bahan:
110 gr tepung terigu, ayak.
80gr gula pasir putih
1/4 sdt baking powder
1/4 sdt baking soda
60 gr salted butter (sayabmix margarine) potong2
1 kuning telur

cara buat: 
campur tepung, gula, B.soda, b.powder jadi satu. Masukkan butter, remas-remas adonan dengan jari. masukkan kuning telur, remas hingga lembut.
bulatkan  pipih, lalu masukkan ke dalam kulkas sekitar 30 menit.
siap digunakan.

karena saya ingin membuat beberapa variasi roti, jadi adonan topping ini saya buat stengah resep saja.

sebagian adonan roti saya buat roti sosis, dan cokelat bun. ga kefoto. keburu ludes dimakan anak-anak


Kelihatan kan seratnya

Sabtu, 28 Mei 2016

Coto Makassar

 Saya mulai memasak sendiri menu ini sejak 5 tahun yang lalu. Lagi-lagi, the power of kepepet. Karena kangen menikmati Coto dan saat itu belum tau daerah mana yang menjual makanan ini, jadilah berinisiatif masak sendiri. Berbekal nanya via telp ke orangtua dan nenek, coto perdana pun sukses, Alhamdulillaah. 

Setelah itu, masakan ini pun jadi salah satu menu andalan saat ada kesempatan menjamu teman. Baik itu teman pengajian, ataupun teman Kantor. Terutama ketika harus ber Hari Raya jauh dari kampung Halaman. menghadirkan Menu khas Makassar, bisa sedikit mrngobati rasa kangen, sekaligus memperkenalkan masakan ini kepada teman-teman yang berasal dari daerah lain.

Saya sudah pernah menuliskan resep coto di sini, tapi kali ini akan saya posting ulang edisi revisi nya ( skripsii kalii pake revis

berikut resep ala saya 

Coto Makassar

Bahan :
~ 500 gr daging sapi
~ 250 gr hati sapi
~200gr paru sapi
(boleh pake aneka jeroan sesuai selera, atau tanpa jeroan jg boleh)
~300 gr kacang tanah kulit, goreng sampai kecoklatan lalu blender halus
~3butir kemiri sangrai, haluskan.
~2 liter air (lebih enak pake air cucian beras, jika ada)
~ minyak  untuk menumis bumbu

Bumbu halus :
~ 7 butir bawang merah
~ 4 siung bawang putih
~ 1 cm jahe (optional)
~ 5 batang sereh, iris tipis
~ 1 bonggol lengkuas muda, iris tipis
~ 1 sdm ketumbar bubuk sangrai
~ 1/4 sdt jintan bubuk sangrai
~ merica bubuk
~ garam secukupnya

Pelengkap :
- sambel
- jeruk nipis
- bawang goreng
- daun bawang
- daun seledri
- kecap manis (jika suka)

Cara membuat :
1. Rebus daging sebentar saja, tdk usah sampai mendidih, matikan api, buang airnya, cuci bersih dagingnya.
2. Masak kembali daging bersama 2 liter air (atau air bekas cucian beras)
hati, paru (jeroan lain) dimasak tersendiri dalam panci yang lain. 
Masak daging sampai sdkt empuk. 
2. Angkat daging dan hati sapi. Potong potong dadu kecil. Sisihkan.
3. Tumis bumbu halus sampai warnanya berubah warna dan harum.
4. Tuang bumbu halus  kacang tanah halus dan kemiri ke dalam kuah daging. Masukkan daging dan jeroan sapi yang sudah dipotong potong. Masak dengan api kecil sampai daging menjadi empuk. Kalau airnya menyusut tambahkan lagi sampai daging benar benar empuk.
setelah isiannya empuk, angkat lalu sisihkan agar tidak hancur. 

5. Penyajian : tata isian dlm mangkok, tuang kuah yg masih panas lalu tambahkan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Beri perasan jeruk nipis dan kecap secukupnya.
nikmati coto bersama ketupat.

^^Selamat mencoba^^

RESUME: Mendidik dengan Kekuatan fitrah berbasis Hati Nurani


MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH BEBRBASIS HATI NURANI
Oleh : Septi Peni Wulandani

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan DIRI ANDA SENDIRI.

“The only reality is YOUR PERCEPTION”

Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu anda pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online anda ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda. Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#1, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #2. Misi hidup dan misi keluarga sudah anda tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.

“Just DO It”, lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada “Apa yang harus dipelajari anak-anak kita”, bukan pada “Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut”. Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. Bahkan tidak hanya kita para ibu, pemerintahpun terlihat “galau” ingin memasukkan sebanyak-banyaknya pelajaran ke anak-anak kita, tanpa melihat fitrah keunikan masing-masing anak. Kalau kita belum bisa mengubah sistem pendidikan di negeri ini, maka mulailah perubahan dalam sistem terkecil yang anda miliki yaitu keluarga.

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH BERBASIS HATI NURANI.

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a. Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.

TANYA JAWAB
  1. Andita - Malang. "Bukan sy, sbg teman bljr anda di iip slama ini, maupun pr ahli parenting lain yg akan mnentukan tahapan ilmu yg hrs anda kuasai, melainkan diri anda sendiri" Yg ingin sy tnykan Bunda Septi...Dalam menyusun list tahapan ilmu yg akan dipelajari..Dimulai dr ilmu yg mmg jd tantangan kt dlm arti mnjadi kekurangan kt/dari ilmu yg emg kt suka dl atw yg jd Sumber kekuatan kt/kah ilmu ttg tumbuh kembang anak dl? --> Mbak Andita, dalam menyusun list tahapan ilmu itu berdasarkan dari kebutuhan utama kita. Misal kita ingin menjadi ahli di bidang pendidikan anak, maka ilmu apa saja yang harus kita kuasai untuk mencapai hal tersebut. Tetapkan mulai dari Ilmu-ilmu di ranah domestik sampai ke Ilmu di ranah publik. Maka ilmu itu berdasarkan Misi hidup. Ketemu misi hidup kita kemudian ketemu bidang yang ingin kita kuasai. Dari sanalah muncul berbagai turunan ilmu yang harus kita pelajari,✅
  2. Annisa - Bandung. Darimana kita mendapatkan ilmu ttg fitrah anak, misal usia sekian fitrah anak itu begini dan begitu?, terima kasih bu Septi. --> Teh Annisa, sejatinya ilmu fitrah itu ada di Al Quran mbak. Kemudian diterjemahkan oleh manusi dari berbagai disiplin ilmu. Ada yang meneliti dari pengamatan perkembangan anak, dari sisi pertumbuhan psikologis anak dll. kalau saya menentukan dari berbagai macam pengamatan sehari-hari. Sehingga memunculkan sebuah konsep yang paling cocok untuk ketiga anak-anak saya adalah sbb : 0-7 th : kaya akan wawasan; 7-14 th : kaya akan gagasan; 14-21 th : Kaya akan aktivitas.
  3. Novi Ardiani. Apakah mendidik anak sbg kewajiban ayah ibu, menurut bu Septi, boleh didelegasikan?.....jika ya mengapa bu. Jika TDK pun mohon penjelasan. --> Mbak Opi, Mendidik anak itu sifat wajib bagi kita yang berperan sebagai penjaga amanah. Karena sesungguhnya mendidik anak itu adalah kemampuan alami dan kewajiban syar’i yang harus dimiliki oleh setiap orang tua yang dipercaya menjaga amanahNya. Jadi sejatinya tidak ada yang bisa didelegasikan dalam mendidik anak. Kita hanya akan melakukan yang “SEMESTINYA” orangtua lakukan. Mendidik anak dimulai dari proses seleksi ayah/ibu yang tepat untuk anak-anak kita, karena hak anak pertama adalah mendapatkan ayah dan ibu yg baik. Setelah itu dilanjutkan dari proses terjadinya anak-anak, di dalam rahim, sampai dia lahir. Tahap berikutnya dari usia 0-7 tahun, usia 8-14 tahun, dan usia 14 tahun ke atas kita sudah mempunyai anak yg akil baligh secara bersamaan. Mendidik anak nyaris selesai di usia 14 th ke atas. Orang tua berubah fungsi menjadi coach anak dan mengantar anak menjadi dewasa. Kita dipercaya sebagai penjaga amanahNya, SEMESTINYA kita menjaganya dengan ilmu. Jadi orang tua yang belajar khusus untuk mendidik anaknya seharusnya hal BIASA, tapi sekarang menjadi hal yang LUAR BIASA karena tidak banyak orang tua yg melakukannya. Mendidik tidak hanya sekedar membesarkan dan memberi materi, melainkan anda sedang membangun sebuah sejarah peradaban.
  4. Novita - Tangsel. Kalau ilmu yang harus dipelajari tak searah dengan bidang kerja kita mana yang harus diprioritaskan bu? Ilmu yang di misi kita atau kerjaan kita? --> Mbak Novita, inti dari hidup ini adalah proses menjalankan misi hidup, sehingga kalau kita merasa bidang pekerjaan kita jauh dari misi hidup kita berarti ada yang OFF Track. Cirinya adalah adanya ketidakseimbangan baik dari sisi emosi, waktu dll. Maka segera penuhi ilmu yang sesuai misi hidup kita, maka disitulah akan mengalir banyak keberkahan.✅
  5. Zy-Depok. Untuk menjadi ahli dibidangnya, harus menguasai ilmunya. Bisakah ilmu itu dipelajari secara otodidak atau harus mempelajarinya secara formal, baru dibilang ahli? --> Mbak Zy, banyak cara untuk menguasai ilmu. Selama ini kita selalu disempitkan hanya dengan satu cara yaitu lewat pendidikan formal. Padahal ada banyak peran hidup yang bisa ditempuh dari berbagai cara. Tingga kita lihat saja. Bidang tersebut berkaitan dengan akademis, misal dosen, maka harus melewati jalur formal. Apakah bidang tersebut masuk jalur profesional? maka cari berbagai lisence dunia, sekarang sudah banyak. Atau justru bidang tersebut di ranah enterpreneur, maka segera ambil jalur magang, belajar langsung ke ahlinya.✅
  6. Dyas-depok. Ketika ibu sedang mengajar anak-anak (diwaktu yg bersamaan) bagaimana cara ibu septi menyusun materi pembelajaran utk masing-masing anak (terkait dgn fitrah perkembangannya yg berbeda)? Tolong berikan contoh yg ibu lakukan ketika mengajar enes, ara dan elan di suatu waktu yg sama? Terima kasih. --> Mbak Dyas, contoh di fitrah belajar, saya ambil tentang mengasah intellectual curiosity. Maka untuk Elan yg saat itu berusia kurang dari 7 th, belajar membuat pertanyaan dengan teman yang sama, Misal saya ambil tema "Jakarta". Elan : a. Mengapa Jakarta macet?, b. Siapa yang bertugas mengatasi kemacetan?, c. Bagaimana caranya membuat aturan lalu lintas untuk membuat jakarta lancar? dll. Enes dan Ara yang berada di usia 7-14 th : a. Mengapa tidak kita usulkan sistem lalu lintas untuk Jakarta, b. bagaimana Jika kita buat hari pakai sepeda?, c. bagaiman jika pom bensin diganti Galon air minum untuk pesepeda dll. Sehingga belajarnya anak berdasarkan dari rasa ingin tahu mereka masing-masing, meski temanya sama.✅
  7. Noor - Tangsel. Kalo anak kita sudah usia 12 tahun..untuk ikut dalam tahap perkembangan itu kudu pakai percepatan ya? Bagaimana caranya? --> Bunda Noor, tidak ada yang perlu digegas, maka mulailah mengidentifikasi kemampuan anak-anak kita meski usianya sudah masuk pra aqil baligh akhir. Kemudian kita amati, kemampuan apa saja yang sepertinya harus dipenuhi anak-anak untuk bekal hidupnya kelak. Ingat untuk hidup ya, selama ini kita itu terbuai dengan nilai matematika, IPA, Bahasa dll. Dan merasa sudah cukup mendidik anak-anak. Sehingga lupa untuk melatihnya kemampuan menyelesaikan masalah hidup, kemampuan berpikir kritis, kemampuan kreativitas dll✅
  8. Andita - Malang. Jika misi spesifik hidup terkait mendidik anak dg profesional bu...berati scr tdk lgsg sdh sejalan dg amanah utama..Yg ingin sy tnykan, Bgmn jk misi spesifik hidup tdk berkaitan dg penddikan anak? Apa yg hrs dilakukan utk mnyeimbangkan kedua hal itu? padahal amanah utama tentulah ttp mendidik anak. -->Mbak Andita, saya ambil contoh ya , misal peran hidup kita adalah seorang SERVER, kekuatan diri kita di bidang pelayanan, sehingga misi hidup kita adalah melayani kebutuhan hidup seseorang. Pekerjaan kita di bidang keperawatan. bagaimana dengan penjagaan amanah ke anak-anak? Menjadi perawat adalah kehendakNya dalam hidup anda. Sehingga DIA pasti memiliki rahasia besar, mengapa kita diberi doble amanah. Anak dan pasien. Keduanya memerlukan peran kita sebagai server. Maka profesionallah di keduanya. Kalau anda bisa dengan sabar melayani pasien di RS, maka ketika pulang harus lebih sabar lagi melayani anak-anak, bukan dibalik. Karena kemuliaan anda pada pelayanan. Dan profesional ke anak adalah titik awal anda untuk bisa profesional di bidang pekerjaan kita. Tidak ada yang terpisahkan dan terkorbankan. Ingat Rejeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari.✅
  9. Bunda Ririn. Anak saya usia 10thn belum keliatan mau membaca buku pelajaran sekolah berdasarkan inisiatif nya. Kalau buku pengetahuan yang tampilan nya berupa gambar/komik mau dibaca. Apakah itu sudah dinamakan hobi membaca? Setelah menebak potensi unggul anak. Langkah selanjutnya mau menambah jam belajar nya yg sesuai dengan potensi nya. Apakah orang tua jadinya memaksakan kalau anak dari pagi sampai siang sdh belajar di sekolah negeri lalu sore dan malam di tambah pelajaran sesuai potensi nya? --> Bunda Ririn, anak itu tidak bisa dibohongi, ketika suatu buku sangat menarik minatnya untuk membaca, maka disitulah dia akan membaca tanpa dipaksa. Sehingga kita bisa melihat apakah buku pelajarannya semenarik buku komik? kalau tidak cari buku pelajaran yang seindah komik, banyak gambarnya. Anak yang pagi belajar pelajaran di sekolah, sore harinya tetap les pelajaran itu sama dengan MEMBUNUH anak-anak. Memperkuat potensi unggul itu harus beragam. Delivery methode nya harus banyak. Misal pagi sudah belajar matematika, maka sore harinya ajak silaturahim ke para ahli matematika, ajak untuk bereksperimen untuk melihat matematika yang ada di semesta alam dll,✅
  10. Euis - IIP Sulsel. (1) Bagaimana jika pendidikan dan kegiatan anak di rumah hanya umminya yg menghandle bu krn abinya sibuk?? Gapapakah? (2) Saya masih bingung metode apa yg tepat utk mengajari anak baca tulis dan iqro utk rafi 5,5th... iqro baru jilid3 aism jilid2 hampir slesai, Kl mau mulai harus merayu dulu cukup lama, yg dia minta rutin setiap hari,,, saya disuruh bacakan cerita dr buku2 yg sudah saya saya sediakan. Mohon pencerahan bu...--> 91) Bunda Euis, yakinlah di awal, anda tercipta sebagai makhluk tangguh. kalau suami tidak ikut campur dalam proses mendidik anak-anak, dan tidak mengganggu, itu baik. Tapi apabila suami mau terlibat, maka itu Luar biasa. (2) Jangan pernah paksakan anak, dengan cara kita, kita harus masuk dengan gaya belajar anak. Prinsipnya anak yang bisa berbicara pasti akan bisa membaca. Tugas kita menstimulus terus menerus dengan gaya belajar yang dia sukai. Kesalahan fatal adalah kita memaksakan anak belajar membaca/mengaji dengan cara kita dan dengan gaya belajar kita sebagai orangtua, tidak mau memahami bagaimana "jalan mudah" anak tsb dalam menerima ilmu baru"✅


Kelas Matrikulasi Institut IBu Profesional #Resume 1

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA

Oleh : Septi Peni Wulandani

Salam Ibu Profesional,

Selamat  datang di program Matrikulasi Ibu profesional.
 Di sesi pertama ini kita akan membahas tentang 4 hal :
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; 

Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia.

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang 
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha 
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

 “Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami. Maka yang perlu ditanyakan adalah :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?


Tanya Jawab

1. Mandiri secara finansial ....apakah itu suatu keharusan?
➡ makna produktif di Ibu Profesional tidak selalu bermakna dengan uang. Bisa produktif berbagi ilmu dan karya. Hanya secara fitrah ketika kita sudah profesional menjalankan peran hidup kita, maka uang itu akan mengikutikita, bukan kita yang mengejar uang. 

Maka kemandirian finansial menjadi salah satu pendukung (bukan satu-satunya) proses terwujudnya rasa percaya diri seorang ibu. Ibu yang PD akan mendidik anaknya jauh lebih baik.✅

2.Step pertama yg mesti dilakukan utk melangkah menjadi ibu profesional?
➡ Setiap mendapat materi, maka segera kerjakan nice homework yang diberikan keesokan harinya. Lakukan perubahan sekecil apapun yang bisa kita lakukan. Materi sekeren apapun kalau tidak dipraktekkan, akan sia-sia, karena tidak akan membumi dan menjadi amalan kita.

3. Bagaimana kita menemukan misi hidup spesifik? Menurut yg sy pelajari, misi hidup tsb lebih ke aspek batin atau spiritual dibandingkan aspek sosial ekonomi. Meskipun tidak menampik adanya pengaruh ke Arah 2 aspek tsb jika kita telah menemukannya. Mohon pandangan ibu. 
➡ Dalam hidup ini tidak ada yang terpisah-pisah antara aspek batin, spiritual, sosial dan ekonomi, semua menjadi satu kesatuan. Orang yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya itu akan paham apa maksud Allah s.w.t menciptakan dirinya di muka bumi ini. Sehingga seluruh perjalanan hidupnya adalah perjalanan menuju DIA. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya tidak perlu heboh mencari peluang, peluanglah yang akan datang padanya.✅

4. Apakah memang harus berurutan bu?
➡ apabila anda belum memiliki anak, mulailah dari bunda cekatan, kalau sudah punya anak, langsung ke bunda sayang. Setelah itu lanjut ke bunda produktif dan shaleha. Karena ini merupakan anak tangga Ibu Profesional, maka sebaiknya dikuatkan setahap demi setahap, agar mendapatkan pijakan yang kua

5.Bagaimana jika ingin menjadi seorang ibu profesional tp kurang dukungan dr suami?
➡ Bunda, perempuan itu makhluk luar biasa, diberikan berbagai kekuatan ganda, jadi apabila suami tidak mendukung, tetap berjalanlah dan JANGAN BERHENTI. 
Dengan catatan : selama suami tidak mengganggu perjalanan anda sebagai Ibu Profesional, lanjutkan. Tapi kalau mengganggu segera selesaikan dulu rintangan ini.

Setelah anda berjalan, segera mendekatlah ke Yang Maha Membolakbalikan hati. Agar suami kita mau mendukung perjalanan kita mendidik anak.

Karena berdasar pengalaman, istri yang tidak didukung suami, akan tetap menjalankan aktivitas mendidik anak dengan BAIK, berbeda apabila kondisi sebaliknya.

Sedangkan  keluarga yang suami istri mau berjalan bersama beriringan, bisa mendidik anak dengan SANGAT BAIK. 

Sehingga pilihannya hanya dua BAIK dan SANGAT BAIK

6. Bila berbicara tentang komunitas terkadang secara tdk langsung terbagi menjadi ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Yg ibu bekerja kebanyakan jadi terfikir untuk resign demi perkembangan anak anak nya. Bagaimana di iip memandang ini bu?
➡ di Ibu Profesional hanya ada satu ibu yaitu IBU BEKERJA. Ada yang memilih BEKERJA DI RANAH DOMESTIK dan ada yang memilih BEKERJA DI RANAH PUBLIK, dua-duanya memerlukan keprofesionalitasan. Sehingga harus mengikuti pijakan-pijakan yang ada. 

Ibu yang memilih bekerja di ranah domestik harus menguatkan bunda sayang dan bunda cekatannya sebagai pijakan masuk ke ranah publik dengan dasar ilmu bunda produktif dan bunda shalehah.

Ibu yang memilih bekerja di ranah publik, harus menguatkan bunda produktif dan bunda shaleha dengan benar, agar bisa dengan cepat  mengejar ketertinggalan di bunda sayang dan bunda cekatan.✅

7. Ketika ada ibu profesional, bagaimana dengan ayah profesional?  bagaimana dengan keprofesionalan ayah dalam keluarga?
➡ Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami "tidak sesuai harapan" jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :

"For Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST"

Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, "proses memantaskan diri'. Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.

Apabila ingin mengajak para ayah, buatlah aktivitas keluarga, jangan diminta sang ayah menyendiri mencari komunitas sendiri✅

8. bu septi, saya sudah menemukan minat dan bakat dan sudah merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat ini tetapi saya tidak tau Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita saya....bagaimana saran ibu?
➡ hanya ada dua kata KONSISTEN dan KOMITMEN, menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam?, berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang anda akan raih selama berapa tahun? setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.✅

9.Utk bunda sayang,bagaimana menilai bahwa anak bangga dan suka dididik oleh ibunya? Krn yg sy lihat satu anak (7th) spt menurut agar tdk kena marah, dan yg satu (5th) spt tdk mau mendengar apa yg sy sampaikan utk kebaikannya
➡ Mbak Asty, Lihatlah respon mereka, dan IQRA', pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya "komunikasi kita ke anak" belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif. ✅

10. apakah ini merupakan sebab akibat bu? Kl suami tdk mau/ga bs/ga mampi banyak terlibat, apakah cara ibu ini blm benar/byk kekurangan dlm mendidik anak2nya? 
➡ tergantung tipe apa suami kita, kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin tidak ingin terlibat, karena merasa menambah beban pikiran dia. Akhirnya cuek dalam kegalauan. 

Tapi kalau suami tipe  "family man", melihat istri tidak mampu mendidik anak, akan semakin ingin melibatkan diri bahkan mendidik kita.
11. Dan siapakah sebenarnya yg harus mulai terlebih dahulu, apakah mmg mesti dr seorang ibu dulu?➡ Karena anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keberkahan yang luar biasa

©______________==========_______________


Rabu, 18 Mei 2016

Makanan dan Sertifikat Halal

Lagi ramai tentang produk ber SH MUI.
Banyak yg memandang sinis kepada mereka yg berusaha wara', berhati2 dalam menjaga apa yg mereka konsumsi. Ada yang mengatakan lebayy, ada juga yang berkata, "kok hidupnya  ribet banget sih. mau makan aja cari sertifikat halal dulu. Yg dimakan kan makanannya, bukan sertiffkatnya". Astagfirullah;
Menurut pendapat saya pribadi, mereka hanya berusaha menyampaikan apa yag diketahui, bukankah dianjurkan untuk menyampaikan suatu perkara meskipun itu hanya satu ayat? soal anda mau ikut atau tidak, itu urusan anda, yg pasti kewajiban sesama muslim untuk saling mengingatkan sudah gugur.
Kami (saya saya keluarga) pribadi, jujur masih sering 'kebablasan', makan tanpa memperhatikan aspek kehalalannya hanya karena  'terlihat' halal.
Tapi paling ga, kami sedang berproses. kami berusaha untuk menghindari makanan yang belum terjamin kehalalanya. salah satu alasan Berusaha membuat sendiri cemilan- cemilan buat anak-anak terutama setelah membaca tingginya titik kritis kehalalan pada bahan-bahan bakery. Tapi lagi-lagi, kami pun masih berproses.
Terkadang saat mampir di warung makan pinggir jalan, sebelum mulai memesan, suka nengok dulu dapurnya  (yang biasa berada di bagian depan) melihat, bumbu apa yang digunakan. Malah pernah bertanya ke juru masaknya, "pake ang ciu ga?" dijawab, "kalau ga mau pake, bisaa" yang berarti, jika kita tidak bertanya, masakan tersebut memakai ang ciu 😢. Begitu juga kepada anak-anak. sejak kecil, kami biasakan mereka untuk mengecek label halal dari setiap makanan kemasan yang mereka beli.
 Ribet? mungkin iya. Tapi jika dilakukan semata-mata karena mengharap Ridho Allah, insyaAllah ga ribet.
Belum ber SH bukan berarti Haram kan? Betul sekali. Tapi tanpa SH, tak ada jaminan apakah makanan itu halal atau tidak. Dan jika sesuatu itu meragukan, sebaiknya tinggalkan
*Dari Abu ABdillah Nu’man bin Basyir r.a,”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka, barang siapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).*
Bukan karena kami merasa sok suci, sok alim atau sok-sok yang lain tapi perkara halal dan haram bukan sekedar urusan perut, bukan hal yang bisa dianggap sepele.
Didalamnya mencakup tentang doa2 yang tidak terkabul. jika Doa kepada Allah terhalang karena perkara haram, lalu kemana lagi kita akan meminta?
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no. 1015)
Dan yang pasti, aturan itu sudah secara tegas tercantum dalam al Quran.
Perkara ini menyangkut perintah sang Pencipta atas ciptaannya. sami'naa wa Atho'na. kami dengar dan kami taat
QS Al Baqarah: 168
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Kami yakin, dibalik larangan2 itu ada hikmah besar yg mungkin blm kita ketahui. Tapi ketidaktahuan itu bukan jadi alasan untuk tidak mematuhinya.
Bukankah yg paling tau tentang sesuatu benda adalah Penciptanya?
Ibarat ponsel canggih kita. Bukankah yg paling paham perlakuan yang aman dan yg bisa merusaknya tak lain dan tak bukan adalah produsennya? pabriknya?
Jika kita bisa taat terhadap aturan pakai yg tercantum  di brosur elektronik kita tanpa harus tau alasannya,
kenapa kita begitu berat menaati aturan yang telah ditetapkan oleh Pencipta kita? bahkan memandang remeh.
Ingat, yang haram ataupun syubhat tidak otomatis menjadi halal hanya karena anda membaca basmalah sebelum memakannya.
Wallahu A'lam Bishawab

Selasa, 17 Mei 2016

Belajar Mendengar


Suatu hari, saat ketiganya (Kaka Fa, abang Dza, dan baby Za) lagi asyik bermain.
tiba-tiba:
Dza: " iih adek Zaa, itu makan apaa?" sambil berusaha membuka mulut adeknya.
si adek tentu saja ga mau dipaksa
Dza: " ayooo, adek Za makan apaa? kakaak, liat itu adek Za makan apa ya?" meminta bantuan kepada kakaknya agar bisa membuka mulut adek Za.
Yang ada dikipiran saya waktu itu adalah sedikit jengkel. kenapa pulaa kakak-kakaknya ini harus memaksa adeknya buka mulut hanya untuk tau makanan apa yg sedang dikunyah baby Za.
sebelum saya menegur kaka Fa dan abang Dza, 
tiba- tiba abang Dza ngomong ke kakaknya
" oww ituu, adek ZA makan kue ya K'. tadi abang kirain adek makan lego" karena kebetulan mereka memang lagi asyik main lego.

Ya Allaah, untuuung tadi sy belum sempat menegur. padahal tadi sudah mempersiapkan kalimat panjang untuk menegur mereka karen telah memaksa adeknya hanya demi makanan yg ada di dalam mulut. karena tadi yang ada dipikiran saya, kakak dan abang ini memaksa adeknya membuka mulut karena ingin tau makanan apa yang dimakan oleh sang adik.
ternyataaa, saya telah berprasangka buruk. Niat mereka baik. Berusaha melindungi sang adek dari hal berbahya. karena memang setiap mereka akan bermain lego, saya selalu mengingatkan untuk tidak di dekat baby Za karena khawatir bagian-bagian lego yang kecil bisa tertelan olehnya.
Duuh maafkan ummi sudah berdzuuzhon kepada kalian berdua.

Kemampuan mendengarkan, merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh para orangtua.
"aah.. kalau itu sih gampaaang"
Oww iya? betulkah segampang itu?
Dalam prakteknya, mendengar atau menjadi pendengar yang baik ternyata tidak semudah yang diucapkan. terutama jika menjadi pendengar bagi anak-anak.
Selalu saja ada godaan kuat untuk memotong pembicaraan mereka tanpa mau bersabar menunggu endingnya.

Belajarlah mendengarkan hingga tuntas, timpali sesekali aja dengan kata-kata pendek hanya sebagai penegasan kalau kita menyimak mereka. karena terkadang ending kisahnya jauh dari dugaan kita.

Jika kita berhasil menjadi pendengar yang baik bagi mereka, maka bisa jadi modal awal bagi hubungan orgtua dan anak. anak-anak akan memganggap orangtuanya merupakan tempat yang asyik untuk bercerita sehingga tidak perlu mencari tempat curhat di luar sana.
Sebaliknya, jika terlalu sering memotong cerita anak tanpa tau apa ending dari kisahnya, bisa jadi anak-anak tidak akan mau lagi bercerita kepada orangtuanya. Toh selama ini, sebelum ceritanya selesai para orangtua sudah bisa menebak sendiri endingnya yang tentu saja berdasarkan versi para orangtua tanpa pernah mau tahu, ending cerita yang sebenarnya.


Belajarlah 
menjadi pendengar yang baik bagi anak, agar mereka juga menjadi pendengar yang baik  bagi orang-orang disekitarnya

Sabtu, 14 Mei 2016

Bekerja dari Rumah

Beberapa tahun yang lalu, saat memutuskan untuk berjualan secara oline, pikiran saya sangat simpel. Bisa jadi aktifitas selingan di rumah. Toh bisa dikerjakan kapan saja, tidak menyita banyak waktu dan jam kerja ditentukan sendiri. Jadi insyaAllah urusan anak dan rumah tentu tidak akan terbengkalai. Betul sekali. Pada awalnya hanya berjualan via FB, semua berjalan cukup lancar. semua bisa dikerjakan dengan baik, pelanggang pun mngalami peningkatan signifikan. 

Alhamdulilah. Sekarang, saya merasa ada yang berbeda. Yang pasti berkarier dari rumah sudah tidak sesimpel apa yang saya pikirkan dulu. Ya betul sekali bahwa tiap saat bisa selalu berada dekat dengan anak. Tapii, adakah kita bersama mereka? Atau kita hadir hanya secara fisik, sedangkan hati dan pkiran malah sibuk menjalankan usaha? Ditambah dengan tangan dan mata yang fokus pada gadget (terutama bagi onlineshop). 

 Bekerja di rumah menurutku tidak lebih mudah dibanding bekerja kantoran. Bekerja kantoran, paling tidak memiliki jam kerja yang pasti. Misal 08.00-17.00. setelah itu (jika tidak lembur), saatnya meninggalkan kerjaan dan beralih ke tugas di rumah sebagai ibu dan sebagai seorang istri. Ternyata bekerja dirumah tidak ‘segampang’ itu pembagian waktunya. Dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi untuk bisa memanage waktu dengan baik. Godaan untuk membuka ponsel, mengecek pesan yang masuk begitu kuat datang setiap saat. Jika menuruti pelanggan, maka bisa-bisa waktu tersita banyak untuk membalas pertanyaan yang masuk, oderan, konfirmasi, dll. Belum lagi jika mendapat konsmuen yang merasa tidak nyaman jika pesannya tidak segera ditanggapi. Ya, fast respon memang bisa jadi salah satu aspek yang menarik bagi konsumen untuk melalkukan repeat order tapii.. Saat ini saya berusaha berprinsip kalau sudah rejeki tak akan kemana. Toh saya tidak dengan sengaja mengabaikan konsumen. Jika kemudian tidak jadi bertransaksi, berarti memang belum rejeki saya bukan? Karena dari awal sudah berkomitmen bahwa berjualan merupakan kerjaan sampingan, jadi jangan sampai membuat lalai terhadap kerjaan yang utama. (semogaaa bisa konsisten :D) 

 Saat ini, saya termasuk yang masih keteteran dalam pembagian waktu. Belum bisa menerapkan jam tutup atau buka toko secara konsisten. Jika memungkingkan, terkadang di sela-sela aktifitas, menyempatkan diri mengecek pesan yang masuk, terkadang niatnya sekitar 15 menit aja tapi akhirnya bablas sampai 30-60 menit (tutupmukaaaa) namun adakalanya juga belum kelar membalas pesan yang masuk, panggilan anak-anak sudah terdengar lagi. Tak jarang juga menunggu mereka terlelap di malam hari untuk bisa merapikan pembukuan, packing pesanan atau sekedar memasang iklan di sosial media. Tapiii, tak jarang saya pun duluan bablas ketiduran bersama mereka. Hehehe... jadii, jika dalam waktu lama saya tidak memposting jualan, bukan karena tidak mau, tapi kemungkinan lagi menunggu saat yang tepat yang akhirnya bablas berhari-hari.

 Aah suka duka menjalankan online shop kecil-kecilan. Masih terus berusaha memperbaiki manajemen waktu. Yang jelas, jika anda memutuskan untuk bekerja atau berwirausaha di rumah, pastikan manajemen waktu yang bagus serta disiplin dan konsisten. Jangan sampai, Tujuan awal untuk berbisnis dirumah agar bisa tetap mendapingi anak, malah terabaikan karena terlalu sibuk mengurus bisnis. 

 Keep spirit dan always smileee