Minggu, 29 Mei 2016

Kangeeen Bapak

Bapak..
Sosok yang sangat kharismatik bagi kami
Saat kami kecil, entah bagaimana caranya, ketika bapak mengatakan sesuatu, kami tidak pernah berani melanggarnya. Ketika bapak menyuruh sesuatu, tak perlu menunggu lama, kami akan segera melakukannya, tanpa pernah berani berkata nanti, sebentar dll

Bapak..
Jika marah, sangat jarang mengumbar kata-kata
ketika marah, beliau hanya diam. Tapi diamnya itu membuat kami segera menyadari kemarahan beliau dan kesalahan kami.
untuk itulah, hal yang paling kami takuti adalah, diamnya beliau.

Bapak..
Seiingatku sangat jarang memberikan hukuman fisik.
satu-satunya hukuman fisik yang kuingat adalah saat TV kami rusak dan saya numpang nonton di tetangga, lupa waktu, telat sholat Dhuhur, saat itulah bapak menunggu dengan sepotong kayu dan memukul betisku.
Setelah lama, baru saya sadar, ya saat itu bapak mengamalkan apa yang diperintahkan Rasululullah.

“Dari ‘Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang maknanya), “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka tidak mengerjakan shalat pada usia sepuluh tahun, dan (pada usia tersebut) pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Hadits shahih; Shahih Ibnu Majah)

Bapak..
setelah sekarang kami punya anak, sangat ingin belajar bagaimana cara beliau dulu mendidik kami, 3 anak perempuannya.
Mungkin memang beda jaman.
Tapi jaman dulu pun, akses ilmu parenting tidak semudah saat ini.
Lalu kemudian saya tersadar,
yaa Bapak tidak menggunakan teori parenting dari  ilmuwan. Beliau hanya berupaya mendidik anak berdasarkaan wasiat yg ditinggalkan Rasulullah, Al-Quran dan hadits. teori parenting langsung dari Pencipta, dan sosok teladan ummat Islam

aaah Bapak..
jaman sy sudah balig, dan masih lepas pasang jilbab, beliau tidak pernah ngomel atau pun marah-marah.
Beliau cuma sesekali mengatakan betapa bagusny kelihatan ketika perempuan menutup auratnya dari bukan mahrom
Disampaikan secara lembut, sambil ngobrol biasa, tanpa ada nada menghakimi ataupun menyalahkan.
ah sepertinya beliau sangat paham dengan karakter dan watak keras anaknya ini, sekligus sifat yang mudah trsentuh. sehingga pendekatan dengan kekerasan bisa jadi kurang efektif. beliau sepertinyabpaham, cara lemah lembut akan jauh lebih berhasil.
dan Ya, beliau benar.

Bapak..
Sejak kecil, kami diajarkan tentang pergaulan dengan lawan jenis. Beliau tidak menasehati panjang lebar, tidak. Beliau hanya berkata
Bapak tidak suka jika anak laki-laki dan perempuan ngumpul ramai-ramai, tertawa terbahak2 tanpa batas.
Kalimat yang sering beliau ulang sehingga sangat membekas.
Ya tentu saja sebagai anak, kami juga sering bandel, melanggar aturan, tapi sekali lagi, jika marah atau kecewa dengan perilaku kami, beliau hanya diam. Dan itu sudah menjadi alarm bagi kami.

Bapak
satu lagi yang saya salut
saat ibu beliau sakit, dan sudah tidak bisa bersuci sendiri. Jika bapak dirumah, tak ada seorangpun dari kami yang boleh membersihkan nenek. itu tugas Bapak sebagai anak katanya. Beliau telaten membersihkan Hadats nenek.
aaaaah semoga kami anak2nya bisa berbakti seperi bakti beliau kepada ibunya.

hiksss Bapak.
Ayah dari 3 anak perempuan. Pensiunan PNS, yang tidak pernah segan membantu  mengerjakan pekerjaan Rumah tangga, jika melihat ibu kewalahan.
Bapak yang dulu berharap salah satu anak gadisnya akan menikah dan bisa menetap dekat dari beliau. Apa daya, saat ini anak-anaknya berada jauh. Anak-anak yang tidak bisa sering pulang menjenguk sehingga seringkali bapak dan ibu yang meluangkan waktu mendatangi anak-anak dan cucunya.

Bapak..
meskipun sangat ingin selalu berada dekat dengan anak cucunya, tapi beliau yang pertama menegur ketika kami mudik dalam waktu lama, meninggalkan suami.
Beliau selalu menasehati, bagi kami anak perempuannya, Suami adalah yang prioritas utama.
Nasehat beliau yang lain, jangan lupa, perlakukan mertuamu sebagaimana kamu memperlakukan ibu dan bapak. Dan Satu lagi, jangan pernah menghalangi suami untuk berbakti kepada orangtuanya 

Sungguh, saat ini kangen beliau.

Semoga Allah masih mempertemukan
Semoga Allah memberi kesehatan kepada orangtua kami
Semoga Allah memberi kebahagian kepada mereka
Semoga  upaya bakti kami kepada suami, kepada keluarga kecil bisa memberi kebahagian kepada mereka, mengalirkan pahala kepada mereka.

Sungguh, saat ini sangat kangen BAPAK..

Foto tahun 2013. bersama para cucu.
sekarang, nambah dua cucu lahi, Alhamdulillaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar