Minggu, 05 November 2017

Belajar untuk Menjadi Ibu kreatif

Kreatif,  satu kata yg sering jadi momok bagi saya khususnya dalam membersamai anak.   Saya selalu merasa tidak kreatif.  Merasa tidak memiliki kemampuan untuk memikirkan hal-hal baru atau menciptakan sesuatu yg baru.  Termasuk ide saat belajar bersama anak-anak.
Meskipun demikian saya selalu berharaf anak-anak tumbuh menjadi anak yg kreatif.

Materi di level 9 kelas bunda sayang ini membuka mata dan pikiran saya.  Ya,  saya baru menyadari bahwa kita tidak perlu berusaha menumbuhkan kreatifitas anak.  Seharusnya kita hanya perlu menjaga dan mengembangkan.  Karena  setiap anak sudah terlahir Kreatif.  Setiap anak lahir dengan kemampuan yg menakjubkan.
Bisa dilihat saat mereka masih bayi,  masih kanak-kanak.  Lihatlah.  Mereka tumbuh dengan penuh rasa ingin tahu. Betapa banyak pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.  Lihatlah saat mereka merubah posisi perabot rumah dan menjadikan mainan mobil-mobilan.
Atau lihatlah saat kita, orang dewasa,  melarangnya naik tangga dengan kemampuan merangkaknya.  Bukannya mundur,  mereka malah semakin penasaran. Kira-kira apa yang terjadi jika saya terus maju?
Perhatikan rasa ingin tahunya yg besar saat melihat lilin yg menyala.  Begitu juga rasa penasaran mereka terhadap rasa dari segala sesuatu sehingga merasa perlu untuk mencicipi apa yg ditemukan di lantai?
Saat tumbuh sedikit lebih besar,  tanpa ada yg mengajarkan,  mereka bisa berinisiatip mengambil kursi sebagai sebagai pijakan saat akan mengambil barang yang letaknya lebih tinggi.
Belum lagi segala benda dirumah yg bisa disulap menjadi permainan oleh mereka. Tingkat pertanyaan mereka pun semakin tinggi.
Sungguh menakjubkan jika kita mampu melihat dari sisi Kreatifitas.
Sayangnya,  terkadang orangtua tidak melihat itu.  Yang ada,  seringnya  menegur ketika mereka memanfaatkan suatu benda tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Betapa sebagian orangtua akan menegur ketika anaknya membalik kursi dan menjadikannya mobil.

Tanpa disadari,  sebagai orangtua,  kita telah menghambat Kreatifitas mereka.. Pelan tapi pasti.
Sehingga saat usia semakin bertambah,  tingkat Kreatifitas mereka semakin menurun.
 Seberapa sering kita sebagai orangtua malah balik menegur ketika anak-anak bertanya tentang sesuatu?  Atau bahkan memotong saat mereka sedang bertanya? Tanpa kita berusaha bertanya lebih lanjut apa yg mereka tanyakan.
Ya,  salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan secuil info,  atau hanya berdasarkan pengalaman sebelumnya.


Materi kreatifitas ini benar-benar membuat saya tersadar untuk selalu berusaha berpikir out of the box dalam membersamai anak-anak. belajar untuk tidak cepat berasumsi, tidak tergesa-gesa memberikan pernyataan.
Semoga setelah ini, bisa berproses menjadi seorang ibu yang kreatif. yaa karena setiap anak sudah terlahir kreatif sehingga perlu diimbangi oleh ibu yang kreatif juga.




TUGAS KEJUTAN
HELMIATI SIRAJUDDIN
Kelas Bunsay Kordi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar