Kreatif, satu kata yg sering jadi momok bagi saya khususnya dalam membersamai anak. Saya selalu merasa tidak kreatif. Merasa tidak memiliki kemampuan untuk memikurkan hal-hal baru atau menciptakan sesuatu yg baru. Termasuk ide saat belajar bersama anak-anak.
Meskipun demikian saya selalu berharaf anak-anak tumbuh menjadi anak yg kreatif.
(file:///C:/Users/User/Downloads/kreativitasanakfinal-090524185704-phpapp01%20(1).pdf)
Level 9 kelas bunda sayang ini dibuka dengan materi singkat tapi bikin jlbebbb.(bisa ketik link diatas). materi yang membuka mata dan pikiran sebagai seorang ibu. Ya, saya baru menyadari bahwa kita tidak perlu berusaha menumbuhkan kreatifitas anak. Seharusnya kita hanya perlu menjaga dan mengembangkan. Karena setiap anak sudah terlahir Kreatif. Setiap anak lahir dengan kemampuan yg menakjubkan.
Bisa dilihat saat mereka masih bayi, masih kanak-kanak. Lihatlah. Mereka tumbuh dengan penuh rasa ingin tahu. Betapa banyak pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Lihatlah saat mereka merubah posisi perabot rumah dan menjadikan mainan mobil-mobilan.
Atau lihatlah saat kita, orang dewasa, melarangnya naik tangga dengan kemampuan merangkaknya. Bukannya mundur, mereka malah semakin penasaran. Kira-kira apa yang terjadi jika saya terus maju?
Perhatikan rasa ingin tahunya yg besar saat melihat lilin yg menyala. Begitu juga rasa penasaran mereka terhadap rasa dari segala sesuatu sehingga merasa perlu untuk mencicipi apa yg ditemukan di lantai?
Saat tumbuh sedikit lebih besar, tanpa ada yg mengajarkan, mereka bisa berinisiatip memgambil kursi sebagai sebagai pijakan saat akan mengambil barang yang letaknya lebih tinggi.
Belum lagi segala benda dirumah yg bisa disulap menjadi permainan oleh mereka. Tingkat pertanyaan mereka pun semakin tinggi.
Sungguh menakjubkan jika kita mampu melihat dari sisi Kreatifitas.
Sayangnya, terkadang orangtua tidak melihat itu. Yang ada, seringnya menegur ketika mereka memanfaatkan suatu benda tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Betapa sebagian orangtua akan menegur ketika anaknya membalik kursi dan menjadikannya mobil.
Tanpa disadari, sebagai orangtua, kita telah menghambat Kreatifitas mereka.. Pelan tapi pasti.
Sehingga saat usia semakin bertambah, tingkat Kreatifitas mereka semakin menurun.
Seberapa sering kita sebagai orangtua malah balik menegur ketika anak-anak bertanya tentang sesuatu? Atau bahkan memotong saat mereka sedang bertanya? Tanpa kita berusaha bertanya lebih lanjut apa yg mereka tanyakan.
Ya, salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan secuil info, atau hanya berdasarkan pengalaman sebelumnya.
selain faktor orangtua, sekolah juga turut andil dalam menurunkan tingkat kreatifitas pada anak.
tercatat 82% anak usia 5-6 tahun yang masuk sekolah memiliki citra positif akan kemampuan belajarnya.
apa yang terjadi setelah mereka berusia 16 tahun? angka tadi terjun drastis dan menyisakan sekitar 18% anak yang masih memiliki citra positif. salah satu penyebab terbesar dari sekolah adalah sistem yang berlaku. sistem yang kurang mengakomodasi perkembangan keterampilan anak, sebaliknya justru mematikan potensi mereka
Lalu sebagai orangtua apa yang harus kita lakukan? hanya menyesal tentu saja tidak membantu jika tidak disertai dengan tindakan nyata.
saatnya kita memberi dorongan yang lebih besar, hargai segala keunikan anak, jangan terlalu cepat berasusmi, berikan pertanyaan balik bukan buru-buru memberikan pernyataan.
berikan mereka cinta tanpa syarat.
Jangan lupa untuk selalu berpikir out of the box. Biarkan anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda. Jangan sampai membatasi mereka berdasarkan pemikiran dan pengalaman kita.
Pada dasarnya, Ada 3 proses Kreatifitas
1. Evolusi
Ide baru yg lahir dari ide yang sudah ada sebelumnya
2. Sintesis
Ide yg lahir dari gabungan dua atau lebih ide lama yang melahirkan sebuah ide baru
3. Revolusi
Benar-benar membuat perubahan dengan pola baru yang belum pernah ada
Nah, faktor apa saja yang menghambat Kreatifitas seorang ibu?
Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab
1. Malas
2. Kurang sabar
3. Suka yang praktis
4. Gak pede, takut salah
5. terbawa pola pikir yg sudah mendarah daging
6.Khawatir terlihat aneh Dan tidak Umum
7.Tidak berani eksekusi
8. Ingin cepet ada hasilnya
9.Terlalu fokus sm rutinitas
10. terlalu perfectionis, hasil akhir harus bagus, akhirnya takut membuat sesuatu, berakhir idak membuat apa-apa..
Daan faktor-faktor lainnya.
Setelah mengetahui sebab yang menghambat Kreatifitas seorang ibu, maka kini saatnya kita berusaha menjadi seorang ibu yg kreatiif. Yaa, karena setiap anak sudah terlahir KREATIF, Karena Kita lah yang harus BERUBAH.
sumber tulisan:
-Materi level 9 kelas bunda Sayang IIP
-Materi dan diskusi WAG kelas bunda sayang Kordi Senin tanggal 30, Okt 2017
-Pengalaman sehari-hari